MASALAH-MASALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi guru bidang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi, ia juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangan diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia. Selain itu, muncul masalah-masalah lain.
Siswa yang diajarakan guru adalah seorang pribadi yang unik dan aktif. Siswa memiliki keunikannya sendiri yang membedakannya dengan siswa lainnya. Sebagai seorang pribadi, siswa mempunyai kebutuhan dan permasalahan yang tidak sama dengan siswa lain. Masalah-masalah yang dihadapi guru maupun siswa, baik bersifat intern maupun ekstern, akan mempengaruhi hasil belajar. Apabila tidak ditemukan langkah yang tepat untuk mengatasinya, tentu akan mengganggu proses belajar dan pembelajaran.
Masalah-masalah tersebut dapat berupa masalah lingkungan sosial siswa, guru sebagai pengajar dan tenaga profesional, ataupun masalah-masalah yang lain. Masalah-masalah belajar dan pembelajaran tersebut perlu dicari solusi demi terwujudnya tujuan belajar dan pembelajaran. Selain itu juga terkait hasil pembelajaran yang optimal.
Guru profesional akan selalu melakukan pengamatan dan evaluasi terhadap siswanya. Guru akan selalu berusaha untuk mendorong siswa agar belajar secara sungguh-sungguh. Guru akan terus mencari tahu bermacam-macam hal yang menyebabkan siswa belajar maupun tidak belajar. Ada siswa yang tidak belajar karena memang merasa enggan untuk belajar. Ada pula siswa yang tidak belajar karena memang merasa dirinya sudah pintar dibandingkan dengan siswa lainnya. Dengan demikian, perlu adanya identifikasi masalah-masalah belajar dan pembelajaran untuk mencari solusi terbaiknya demi tercapainya hasil belajar dan pembelajaran yang unggul.
https://www.academia.edu/11739205/MASALAH_BELAJAR_DAN_PEMBELAJARAN
https://www.academia.edu/9357322/MASALAH_MASALAH_BELAJAR
Siswa yang diajarakan guru adalah seorang pribadi yang unik dan aktif. Siswa memiliki keunikannya sendiri yang membedakannya dengan siswa lainnya. Sebagai seorang pribadi, siswa mempunyai kebutuhan dan permasalahan yang tidak sama dengan siswa lain. Masalah-masalah yang dihadapi guru maupun siswa, baik bersifat intern maupun ekstern, akan mempengaruhi hasil belajar. Apabila tidak ditemukan langkah yang tepat untuk mengatasinya, tentu akan mengganggu proses belajar dan pembelajaran.
Masalah-masalah tersebut dapat berupa masalah lingkungan sosial siswa, guru sebagai pengajar dan tenaga profesional, ataupun masalah-masalah yang lain. Masalah-masalah belajar dan pembelajaran tersebut perlu dicari solusi demi terwujudnya tujuan belajar dan pembelajaran. Selain itu juga terkait hasil pembelajaran yang optimal.
Guru profesional akan selalu melakukan pengamatan dan evaluasi terhadap siswanya. Guru akan selalu berusaha untuk mendorong siswa agar belajar secara sungguh-sungguh. Guru akan terus mencari tahu bermacam-macam hal yang menyebabkan siswa belajar maupun tidak belajar. Ada siswa yang tidak belajar karena memang merasa enggan untuk belajar. Ada pula siswa yang tidak belajar karena memang merasa dirinya sudah pintar dibandingkan dengan siswa lainnya. Dengan demikian, perlu adanya identifikasi masalah-masalah belajar dan pembelajaran untuk mencari solusi terbaiknya demi tercapainya hasil belajar dan pembelajaran yang unggul.
A. Masalah-Masalah Internal dan Eksternal Belajar
Mengacu pada beberapa pandangan tentang belajar sering kali menemukan bahwa masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari dimensi guru maupun siswa. Sedangkan dikaji dari tahapannya masalah belajar dapap terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar, dan sesudah belajar.
Dari dimensi siswa, masalah-masalah belajar yang dapat muncul sebelum kegiatan belajar dapat berhubungan dengan karakteristik atau ciri siswa, baik berkenaan dengan minat, kecakapan maupun pengalaman-pengalaman. Selama proses belajar, masalah belajar sering kali berkaitan dengan sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, pengolaham pesan pembelajaran, menyimpan pesan, menggali kembali pesan yang telah tersimpan, untuk hasil belajar. Sesudah belajar, masalah belajar dimungkinkan berkaitan dengan penerapan prestasi atau keterampilan yang sudah diperoleh melalui proses belajar sebelumnya. Sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Sebelum belajar, masalah belajar seringkali berkenaan dengan bahan belajar dan sumber belajar, sedangkan sesudah kegiatan belajar, masalah belajar yang dihadapi guru kebanyakan berkaitan dengan evaluasi hasil belajar.
a. faktor internal yang memengaruhi proses belajar siswa:
- Ciri Khas/Karakteristik Siswa. Persoalan intern pembelajaran berkaitan dengan kondisi kepribadian siswa, baik fisik maupun mental. Berkaitan dengan aspek-aspek fisik tentu akan relatif lebih mudah diamati dan dipahami, dibandingkan dengan dimensi-dimensi mental dan emosional. sementara dalam kenyataannya, persoalan-persoalan pembelajaran lebih banyak berkaitan dengan dimensi mental atau emosional. Masalah-masalah belajar yang berkenaan dengan dimensi siswa sebelum belajar pada umumnya berkenaan dengan minat, kecakapan dan pengalaman-pengalaman. Bilamana siswa memiliki minat yang tinggi untuk belajar, maka ia akan berupaya mempesiapkan hal-hal yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari secara lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari kesediaan siswa untuk mencatat pelajaran, mempersiapkan buku, alat-alat tulis atau hal-hal yang diperlukan. Namun, bilamana siswa tiak memiliki minat untuk belajar, maka siswa tersebut cenderung mengabaikan kesiapan belajar. Misalnya kurang peduli apakah ia membawa buku mempersiapkan materi yang perlu untuk mendukung pemahaman materi-materi baru yang akan dipelajari.
- Sikap Terhadap Belajar. Dalam berbagai literatur kita menemukan bahwa sikap adalah kecenderungan seseorang untuk berbuat. Sikap sesungguhnya berbeda dengan perbuatan, karena perbuatan merupakan implementasi atau wujud nyata dari sikap. Namun demikian sikap seseorang akan tercermin melalui tindakannya. Sikap siswa dalam proses belajar, terutama sekali ketika memulai kegiatan belajar merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena aktivitas belajar siswa banyak ditentukan oleh sikap siswa ketika ia akan memulai kegiatan belajar. Namun, bila lebih dominan sikap menolak sebelum belajar maka siswa cenderung kurang memperhatikan atau mengikuti kegiatan belajar.
- Motivasi Siswa. Didalam aktivitas belajar, motivasi individu dimanifulasikan dalam bentuk ketahanan atau ketekunan dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak, mengerjakan tugas dan sebagainnya. Umumnya kurang mampu untuk belajar lebih lama, karena kurangnya kesungguhan dalam mengerjakan tugas. Oleh karena itu, rendahnya motivasi merupakan masalah dalam belajar yang memberikan dampak bagi ketercapaiannya hasil belajar yang diharapkan.
- Konsentrasi Belajar. Kesulitan berkonsentrasi merupaka indikator adanya masalah belajar yang dihadapi siswa, karena hal itu akan menjadi kendala di dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. untuk membantu siswa agar dapat berkonsentrasi dalam belajar tentuk memerlukan waktu yang cukup lama, di samping menuntut ketelatenan guru.
- Mengolah Bahan Ajar. Siswa mengalami kesulitan di dalam mengelola bahan, maka berarti ada kendala pembelajaran yang dihadapi siswa yang membutuhkan bantuan guru. Bantuan guru tersebut hendaknya dapat mendorong siswa agar memiliki kemampuan sendiri untuk terus mengelolah bahan belajar, karena konstruksi berarti merupakan suatu proses yang berlangsung secara dinamis.
- Menggali Hasil Belajar. Bagi guru dan siswa sangat penting memperhatihan proses penerimaan pesan dengan sebaik-baiknya terutama melalui pemusatan perhatian secara optimal. Guru hendaknya berupaya mengaktifkan siswa melalui pemberian tugas, latihan, agar siswa mampu meningkatkan kemampuan dalam mengolah pesan-pesan pembelajaran.
- Rasa Percaya Diri. Salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran adalah rasa percaya diri. Rasa percaya diri umumnya muncul ketika seorang akan melakukan atau terlibat didalam suatu aktivitas tertentu dimana pemikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkannya.
- Kebiasaan Belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukan. Ada beberapa bentuk kebiasaan belajar yang sering dijumpai pada sejumlah siswa: Belajar tidak teratur, Daya tahan tubuh rendah (belajar secara tergesa-gesa), Belajar hanya menjelang ulangan atau ujian, Tidak memiliki catatan pembelajaran yang lengkap, Tidak terbiasa membuat ringkasan, Tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran, Senang menjiplak pekerjaan teman atau kurang percaya diri dalam menyelesaikan tugas, Sering datang terlambat, Melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk (Misal merokok).
b. Faktor Eksternal yang memengaruhi proses belajar siswa:
- Faktor Guru. Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan informasi, melainkan juga mendorong para siswa untuk belajar secara bebas dalam batas-batas yang ditentukan sebagai anggota kelompok. Bilamana dalam proses pembelajaran, guru mampu mengaktualisasikan tugas-tugas guru dengan baik, mampu memotivasi, membimbing dan memberi kesepatan secara luas untuk memperoleh pengalaman, maka siswa akan mendapat dukungan yang kuat untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Namun jika guru tidak dapat melaksanakannya, siswa akan mengalami masalah yang dapat menghambat pencapaian hasil belajar mereka.
- Lingkungan Sosial (termasuk teman sebaya). Lingkungan sosial dapat memberi dampak positif dan negatif terhadap siswa. Contoh seorang siswa bernama Rudi yang terpengaruh teman sebayanya dengan kebiasaan rekan-rekannya yang baik, maka akan berdampak positif dan sebaliknya. Pada sisi lain lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh yang positif bagi siswa. Tidak sedikit siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh teman sebayanya yang mampu memberi motivasi kepadanya untuk belajar.
- Kurikulum Sekolah. Kurikulum merupakan paduan yang dijadikan guru sebagai rangka atau acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran. Seluruh aktivitas pembelajaran berpedoman pada kurikulum. Perubahan kurikulum pada sisi lain juga menimbulkan masalah, yaitu: (a). Tujuan yang akan dicapai berubah, (b). Isi pendidikan berubah, (c). Kegitan belajar mengajar berubah, (d). Evaluasi belajar.
- Sarana dan prasarana. Ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran berdampak pada terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif. Terjadinya kemudahan bagi siswa untuk memndapatkan informasi dan sumber belajar uang pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya motivasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, sarana dan prasarana menjadi bagian yang penting untuk tercapainya upaya mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang diharapkan.
B. Mengenal dan Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa.
Agar bimbingan dapat lebih terarah dalam upaya membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar, kami rasa perlu diperhatian seperti:
- Identifikasi adalah kegiatan yang diarahkan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu mencari informasi tentang siswa dengan melakukan data dokumentasi hasil belajar mereka, menganalisis absensi siswa didalam kelas, mengadakan wawancara dengan siswa, tes untuk memberi data tentang kesulitan belajar atas permasalahan yang sedang dihadapi.
- Diagnosis adalah keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengelolaan data tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan yang dialami siswa. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut: a. Keputusan mengenai hasil kesulitan belajar siswa, b. Keputusan mengenai faktor-faktor yang menjadi sumber sebab-sebab kesulitan belajar, c. Keputusan mengenai jenis mata pelajaran apa yang mengalami kesulitan belajar.
- Prognosis merujuk pada aktivitas penyusunan rencana untuk program yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa. Prognosis ini dapat berupa: a. Bahan atau materi yang diperlukan, b. Metode yang akan diperlukan, c. Alat bantu belajar mengajar yang diperlukan, d. Waktu kegiatan dilaksanakan.
- Terapi adalah pemberian bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk terapinya antara lain: a. Bimbingan belajar kelompok, b. Bimbingan belajar individu, c. Pengajaran remedial.
- Tindak Lanjut atau Follow Up adalah usaha untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada siswa dan tindak lanjutnya yang didasari hasil evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan dalam upaya pemberian bimbingan.
DAFTAR PUSTAKA:
https://www.academia.edu/11739205/MASALAH_BELAJAR_DAN_PEMBELAJARAN
https://www.academia.edu/9357322/MASALAH_MASALAH_BELAJAR
Komentar
Posting Komentar