KOMUNIKASI DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.

        A.  Pengertian Komunikasi
 
     Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai maksud yang hampir sama.
Menurut M.Sobry Sutikno (2006) komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan imformasi dari suatu pihak kepihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantyara keduanya.
Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Theodore Herbert, mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus.
Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.(Suranto : 2005). 
Tidak seluruh definisi dikemukakan di sini, akan tetapi berdasarkan definisi yang ada di atas dapat diambil pemahaman bahwa:
a.       Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi, dilihat dari sudut pandang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain pesan atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim dan penerima pesan tidak menjadi komponen yang menentukan.
b.      Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain. Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan dalam keberhasilan komumikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya sebagai objek yang pasif.
c.       Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan, dan penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini menuntut adanya proses encoding oleh pengirim dan decoding oleh penerima, sehingga informasi dapat bermakna.
Adapun istilah efektif ialah mencapai sasarn sesuai dengan yang diinginkan. Dengan demikian komunikasi efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan sesuai dengan yang dikirim oleh komunikator, kemudian komunikan memberikan respons yang positif sesuai dengan yang diharapkan.  

B. Pengertian Pembelajaran
 
Sardiman AM (2005) dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan Motivasi dalam Belajar Mengajar” menyebut istilah pembelajaran dengan interaksi edukatif. Menurut beliau, yang dianggap interaksi edukatif adalah interaksi yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan untuk mendidik, dalam rangka mengantar peserta didik ke arah kedewasaannya. Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para peserta didik di dalam kehidupannya, yakni membimbing mengembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani. Proses edukatif memiliki ciri-ciri yakni adanya :


a.       Tujuan yang ingin dicapai
b.      Pesan yang akan ditransfer
c.       Pelajar
d.      GuruMetode
f.       Situasi penilaian

         Dengan demikian pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif. Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen instuksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampai pesan yaitu pengajar, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi proses pembelajaran.
C. Fungsi Komunikasi Pembelajaran
Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, Komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
Sedangkan menurut William I.Gordon, Komunikasi Pembelajaran mempunyai empat fungsi menurut kerangka yang dikemukakan, yakni:
1.      Fungsi Komunikasi Sosial
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia akan hilang, karena ia tidak punya waktu untuk mengatur diri mereka sendiri dalam lingkungan sosial. Tanpa terlibat dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicara sebagai manusia beradab (memperlakukan manusia lainnya). 
a.       Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri adalah pandangan kita tentang siapa kita, dan yang hanya dapat diperoleh melalui informasi orang lain yang diberikan kepada kita. Manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lain mungkin tidak menyadari bahwa ia adalah seorang laki-laki. Kita menyadari bahwa kita adalah manusia karena orang di sekitar kita menunjukkan kepada kita melalui perilaku mereka.
Anda mencintai diri sendiri jika Anda memiliki cinta, Anda berpikir Anda pintar ketika orang di sekitar Anda mengaggap Anda cerdas, Anda merasa Anda tampan atau cantik ketika orang di sekitar Anda mengatakan begitu. Konsep diri awal umumnya dipengaruhi oleh keluarga dan orang-orang terdekat di sekitar kita, termasuk kerabat. Orang tua kita, atau siapa pun yang peduli untuk pertama kalinya, mengatakan kepada kita melalui kata-kata dan tindakan yang kita lakukan.b.      Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Ini disebut aktualisasi diri atau lebih tepatnya keberadaan itu sendiri.
Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri sering terlihat dalam seminar. Meskipun penanya telah memperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, pena atau komentator sering berbicara panjang lebar, mengajarkan penonton, dengan argumen yang tidak relavan. Karena mereka merasa paling benar dan yang paling penting, semua orang ingin berbicara dan didengar.
c.       Untuk Kelangsungan Hidup, Memupuk Hubungan, Dan Memperoleh Kebahagiaan
Sejak lahir, kita tidak bisa hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Komunikasi, dalam konteks apapun, adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan.
Melalui komunikasi kita juga bisa memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Kita belajar makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, kebanggaan, dan bahkan iri hati, dan kebencian. Melalui komunikasi sosial, kita dapat mengalami berbagai perasaan dan membandingkan kualitas perasaan satu dengan perasaan orang lain.

2.      Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif sering dilakukan untuk menyampaikan perasaan-perasaan kita. Kebanyakan komunikasi ini disampaikan dalam bentuk non verbal. Ungkapan kasih sayang, marah, atau malu memang dapat disampaikan oleh kata-kata.
Namun, paling besar dikomunikasikan lewat bahasa tubuh. Orang boleh mengatakan, "saya tak marah", padahal mukanya merah, tampang cemberut, dan pandangan matanya tajam. Orang akan lebih percaya bahasa non verbal itu daripada bahasa verbalnya. Komunikasi ekspresif nanti tentu akan mempengaruhi komunikasi sosial seseorang.

3.      Komunikasi Ritual

Fungsi komunikasi ini berhubungan dengan komunikasi ekspresif. Namun bentuk penyampaiannya seringkali secara kolektif. Misalnya upacara perkawinan, ritual keagamaan, sampai memperingati tanggal bersejarah. Mereka yang terlibat dalam komunikasi ritual dianggap berusaha menegaskan sebagai bagian dari kelompok yang merayakannya. Komunikasi ritual juga dianggap sebagai komitmen individu terhadap tradisi dalam kehidupan sosialnya.
Seseorang yang baru masuk dalam lingkungan sosial baru cenderung harus melakukan komunikasi ritual yang baru. Mereka seolah diwajibkan untuk melakukan komunikasi ini untuk menunjukkan bahwa mereka memang siap dan akan bergabung dalam lingkungan baru ini. Misalnya mahasiswa baru harus melakukan "pengenalan" atau yang sering disebut ospek.
Selain untuk komitmen emosional individu, komunikasi ritual juga sering digunakan untuk mempererat kepaduan dalam suatu kelompok. Komunikasi ritual akan menciptakan rasa nyaman dan perasaan tertib. Menurut Deddy Mulyana, bukan substansi kegiatan ritual yang paling penting, namun perasaan senasib dan sepenanggungan yang menyertai komunikasi ini.
Deddy juga menganggap hal ini menandakan bahwa manusia bukanlah sepenuhnya makhluk rasional. Karena komunikasi ritual sering dianggap mubazir jika ditimbang secara rasio. Namun, manusia tetap membutuhkan komunikasi ritual, walau tujuannya berbeda-beda. Misalnya, demi memenuhi kebutuhan jati diri, sebagai anggota dari komunitas, atau menciptakan rasa kondusif dan tenteram.

4.      Fungsi Komunikasi Instrumental

Komunikasi yang berfungsi sebagai Komunikasi instrumental adalah komunikasi yang berfungsi untuk memberitahukan atau menerangkan (to inform) dan mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta dan informasi yang disampaikan adalah akurat dan layak untuk diketahui.
Dengan demikian fungsi komunikasi instrumental bertujuan untuk menerangkan, mengajar, menginformasikan, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut.
Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan. Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.

D.     Prinsip Komunikasi Pembelajaran

1.      Respect
Prinsip pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang akan menjadi sasaran pesan yang di sampaikan. Guru dituntut dapat memahami bahwa ia harus bisa menghargai setiap siswa yang dihadapinya.  Rasa hormat dan saling menghargai merupakan prinsip yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati akan dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang dapat meningkatkan efektivitas kinerja guru baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai tim.
Salah satu prinsip paling dalam sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai. Penghargaan terhadap individu adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan sehingga setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati tersebut akan menggenggam orang dalam telapak tangannya. Selain itu penghargaan yang tulus terhadap individu dapat membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal–hal terbaik. Guru yang memberikan penghargaan secara tulus kepada para murid maka  akan dihargai pula oleh muridnya dan menjadikan proses belajar mengajar menjadi sebuah proses yang menyenangkan bagi semua pihak.
2.      Emphaty
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Dengan memahami dan mendengarkan orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Komunikasi di dunia pendidikan diperlukan  saling memahami dan mengerti keberadaan, perilaku dan keinginan dari siswa. Rasa empati akan menimbulakan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun sebuah suasana kondusif di dalam proses belajar-mengajar. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologi atau penolakan dari penerima.
3.      Audible
Prinsip  audible  berarti adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Berbeda dengan prinsip yang kedua yakni empati dimana guru harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible adalah menjamin bahwa  pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan dengan baik. Dalam rangka mencapai hal tersebut maka pesan harus di sampaikan melalui media (delivery channel) sehingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hal itu menuntut  kemampuan guru dalam menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio-visual yang dapat membantu supaya pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para murid.
4.      Clarity
Prinsip clarity adalah kejelasan dari isi pesan supaya tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai macam penafsiran. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparasi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme siswa dalam proses belajar-mengajar. Dengan cara seperti ini siswa tidak akan menganggap lagi proses belajar-mengajar sebagai formalitas tetapi akan mengganggapnya sebagai sebuah kebutuhan pokok bagi kehidupannya.
5.      Humble
Prinsip kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Kerendahan hati merupakan suatu cara agar orang lain merasa nyaman (care) karena ia merasa sejajar sehingga memudahkan komunikasi dalam dua arah.
Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampak terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan siswa, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, maka para pengajar, pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar.
Komunikasi dikatakan efektif dalam pembelajaran apabila terdapat aliran informasi dua arah antara pendidik dengan peserta didik dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif (Abdul Majid, 2013), yaitu :
1.      Kejelasan  
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
2.      Ketepatan 
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.
3.      Konteks
Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
4.      Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
5.      Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi karena para peserta didik juga terlahir dari budaya yang berbeda, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunkasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “the communication is in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat :
1.      menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan
2.      menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
3.      pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan
4.      pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan
5.      pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.
Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif bagi siswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara kedua belah pihak terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.
Dalam kegiatan pembelajaran, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.
 
E. Tujuan Komunikasi
Ada beberapa tujuan komunikasi yaitu sebagai berikut :
a.       Agar apa yang ingin kita sampaikan dapat dimengerti oleh orang lain.
b.      Agar mengetahui dan paham terhadap keinginann orang lain.
c.       Agar gagasan kita dapat diterima oleh orang lain.
d.      Menggerakan orang lain untuk menggerakan sesuatu.
 
       F. Unsur-unsur Komunikasi
Dalam komunikasi terdapat berbagai unsur, termasuk komunikasi dalam proses pembelajaran, yaitu:
a.       Adanya seorang komunikator (pembawa pesan)
b.      Komunikan (penerima pesan)
c.       Ada tujuan yang hendak dicapai
d.      Adanya suatu pesan atau gagasan yang hendak/perlu disampaikan
e.       Tersedia saluran yang dapat menghubungkan sumber impormasi dengan penerima informasi sehingga terjadi hubungan tinbal balik antara komunikator dengan komunikan
f.       Adanya umpan balik dari komunikan (respons)
g.      Adanya noise, gangguan yang tidak direncanakan dalam proses komunikasi. 

        G. Komunikasi dan Proses Pembelajaran
Komunikasi yang dimaksud penulis disini ialah hubungan atau interaksi antara guru dengan siswa yang berlangsun pada saat proses pemnelajaran atau dengan istilah lain yaitu hubungan antara guru dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
4
Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa (Nana Sudjana:1989).
a.       Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah. Dalam komunikasi ini guru guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Komunikasi seperti ini kurang banyakmenghidupkan kegiatan mahasiswa.
b.      Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah. Pada komunikasi ini guru dan siswa memiliki peran yang sama yaitu pemberi dan penerima aksi (informasi). Komunikasi ini lebih baik dari yang pertama, sebab kegiatan guru kegiatan guru dan siswa relatif sama.
c.       Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi binamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Kegiata semacan ini mengarah pada proses pembelajaran yang mengarahkan pada pembelajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang oftimal sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. Diskusis simulasi merupakan strategi yag dapat mengembangkan komunikasi ini.
5
F.     Strategi dalam Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran sebagai proses komunikasi dilakukan secara sengaja dan terencana, karena memiliki tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Agar pesan pembelajaran yang ingin ditransformasikan dapat sampai dengan baik, maka Malcolm sebagaimana disampaikan oleh Abdul Gaffur dalam handout kuliah Teknologi Pendidikan PPs UNY (2006) menyarankan agar dosen perlu mendesain pesan pembelajaran tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a.      Kesiapan dan motivasi
Kesiapan disini mencakup kesiapan mental dan fisik. Untuk mengetahui kesiapan mahasiswa dalam menerima belajar dapat dilakukan dengan tes diagnostik atau tes prerequisite. Motivasi terdiri dari motivasi internal dan eksternal, yang dapat ditumbuhkan dengan pemberian penghargaan, hukuman, serta deskripsi mengenai keuntungan dan kerugian dari pembelajaran yang akan dilakukan.
b.      Alat Penarik Perhatian
Pada dasarnya perhatian/konsentrasi manusia adalah jalang, sering berubah-ubah dan berpindah-pindah (tidak focus). Sehingga dalam mendesain pesan belajar, dosen harus pandai-pandai membuat daya tarik, untuk mengendalikan perhatian mahasiswa pada saat belajar. Pengendali perhatian yang dimaksud dapat berupa : warna, efek musik, pergerakan/perubahan, humor, kejutan, ilustrasi verbal dan visual, serta sesuatu yang aneh.
c.       Partisipasi Aktif Siswa
Guru harus berusaha membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Untuk menumbuhkan keaktifan mahasiswa harus dimunculkan rangsangan-rangsangan, dapat berupa : tanya jawab, praktik dan latihan, drill, membuat ringkasan, kritik dan komentar, serta pemberian proyek (tugas).
Pengulangan
Agar peserta didik dapat menerima dan memahami materi dengan baik, maka penyampaian materi sebaiknya dilakukan berulang kali. Pengulangan dapat berupa: pengulangan dengan metode dan media yang sama, pengulangan dengan metode dan media yang berbeda, preview, overview, atau penggunaan isyarat.
6
e.       Umpan Balik
Dalam proses pembelajaran, sebagaimana yang terjadi pada komunikasi, adanya feedback merupakan hal yang penting. Umpan balik yang tepat dari dosen dapat menjadi pemicu semangat bagi mahasiswa. Umpan balik yang diberikan dapat berupa : informasi kemajuan belajar siswa, penguatan terhadap jawaban benar, meluruskan jawaban yang keliru, memberi komentar terhadap pekerjaan siswa, dan dapat pula memberi umpan balik yang menyeluruh terhadap performansi mahasiswa.Menghindari Materi yang Tidak Relevan
Agar materi pelajaran yang diterima peserta belajar tidak menimbulkan kebingungan atau bias dalam pemahaman, maka sedapat mungkin harus dihindari materi-materi yang tidak relevan dengan topik yang dibicarakan. Untuk itu dalam mendesain pesan perlu memperhatikan bahwa : yang disajikan hanyalah informasi yang penting, memberikan outline materi, memberikan konsep-konsep kunci yang akan dipelajari, membuang informasi distraktor, dan memberikan topik diskusi.
Strategi pembelajaran merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan oleh dosen, agar proses belajar mengajar dapat berlangung secara efektif. Dengan mendesain materi kuliah terlebih dahulu, akan memudahkan dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Selain strategi diatas, ada beberapa strategi yang dapat kita lakukan juga dalam kegiatan pembelajaran diantaranya ialah dengan cara sebagai berikut:
a.       Ketahui tujuan
b.      Ketahui mitra bicara
c.       Respek
d.      Empati
e.       Audibel (dapat didengarkan/dapat dimengerti dengan baik)
f.       Jelas maknanya
g.      Rendah hati



    DAFTAR PUSTAKA 
    - https://deryjamaluddin.page.tl/Komunikasi-dalam-proses-pembelajaran.htm
    - https://mangmumin.blogspot.com/2016/10/makalah-komunikasi-pembelajaran.html
    - https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-komunikasi.html




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRINSIP DAN ASAS-ASAS PEMBELAJARAN

PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM