KOMUNIKASI DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.
A. Pengertian Komunikasi
Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai maksud yang hampir sama. Menurut M.Sobry Sutikno (2006) komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan imformasi dari suatu pihak kepihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantyara keduanya.
Dengan demikian pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif. Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen instuksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampai pesan yaitu pengajar, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi proses pembelajaran.
Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai maksud yang hampir sama. Menurut M.Sobry Sutikno (2006) komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan imformasi dari suatu pihak kepihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantyara keduanya.
Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata kerja communicare
yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar,
membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada
seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman.
Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan,
percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
Evertt
M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya
terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima
dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Theodore Herbert, mengatakan
bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti
pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya
dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus.
Wilbur
Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya,
komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan
penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa
pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim
oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.(Suranto :
2005).
Tidak seluruh definisi dikemukakan di sini, akan tetapi berdasarkan definisi yang ada di atas dapat diambil pemahaman bahwa:
a. Komunikasi
pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi, dilihat
dari sudut pandang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain
pesan atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini
pengirim dan penerima pesan tidak menjadi komponen yang menentukan.
b. Komunikasi
adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain.
Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan
dalam keberhasilan komumikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan
hanya sebagai objek yang pasif.
c. Komunikasi
diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang
disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu pengirim,
pesan, dan penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini menuntut adanya proses encoding oleh pengirim dan decoding oleh penerima, sehingga informasi dapat bermakna.
Adapun
istilah efektif ialah mencapai sasarn sesuai dengan yang diinginkan.
Dengan demikian komunikasi efektif dapat diartikan sebagai penerimaan
pesan oleh komunikan sesuai dengan yang dikirim oleh komunikator,
kemudian komunikan memberikan respons yang positif sesuai dengan yang
diharapkan.
B. Pengertian Pembelajaran
Sardiman
AM (2005) dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan Motivasi dalam
Belajar Mengajar” menyebut istilah pembelajaran dengan interaksi
edukatif. Menurut beliau, yang dianggap interaksi edukatif adalah
interaksi yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan untuk
mendidik, dalam rangka mengantar peserta didik ke arah kedewasaannya.
Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para peserta
didik di dalam kehidupannya, yakni membimbing mengembangkan diri sesuai
dengan tugas perkembangan yang harus dijalani. Proses edukatif memiliki
ciri-ciri yakni adanya :
a. Tujuan yang ingin dicapai
b. Pesan yang akan ditransfer
c. Pelajar
d. GuruMetode
f. Situasi penilaian
Dengan demikian pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif. Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen instuksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampai pesan yaitu pengajar, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi proses pembelajaran.
C. Fungsi Komunikasi Pembelajaran
Menurut Judy C. Pearson
dan Paul E. Nelson, Komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk
kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan
kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai
ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya
untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu
masyarakat.
Sedangkan menurut William I.Gordon, Komunikasi Pembelajaran mempunyai empat fungsi menurut kerangka yang
dikemukakan, yakni:
1. Fungsi Komunikasi Sosial
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan
manusia akan hilang, karena ia tidak punya waktu untuk mengatur diri mereka
sendiri dalam lingkungan sosial. Tanpa terlibat dalam komunikasi, seseorang
tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicara sebagai manusia beradab (memperlakukan
manusia lainnya).
a.
Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri adalah pandangan kita tentang siapa
kita, dan yang hanya dapat diperoleh melalui informasi orang lain yang
diberikan kepada kita. Manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia
lain mungkin tidak menyadari bahwa ia adalah seorang laki-laki. Kita menyadari
bahwa kita adalah manusia karena orang di sekitar kita menunjukkan kepada kita
melalui perilaku mereka.
Anda mencintai diri sendiri jika Anda memiliki
cinta, Anda berpikir Anda pintar ketika orang di sekitar Anda mengaggap Anda
cerdas, Anda merasa Anda tampan atau cantik ketika orang di sekitar Anda
mengatakan begitu. Konsep diri awal umumnya dipengaruhi oleh keluarga dan
orang-orang terdekat di sekitar kita, termasuk kerabat. Orang tua kita, atau
siapa pun yang peduli untuk pertama kalinya, mengatakan kepada kita melalui
kata-kata dan tindakan yang kita lakukan.b.
Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya
eksis. Ini disebut aktualisasi diri atau lebih tepatnya keberadaan itu sendiri.
Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri
sering terlihat dalam seminar. Meskipun penanya telah memperingatkan moderator
untuk berbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, pena atau komentator
sering berbicara panjang lebar, mengajarkan penonton, dengan argumen yang tidak
relavan. Karena mereka merasa paling benar dan yang paling penting, semua orang
ingin berbicara dan didengar.
c.
Untuk Kelangsungan
Hidup, Memupuk Hubungan, Dan Memperoleh Kebahagiaan
Sejak lahir, kita tidak bisa hidup sendiri
untuk mempertahankan hidup. Kita perlu berkomunikasi dengan orang lain, untuk
memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi
kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Komunikasi, dalam
konteks apapun, adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan.
Melalui komunikasi kita juga bisa memenuhi
kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Kita belajar
makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, kebanggaan, dan
bahkan iri hati, dan kebencian. Melalui komunikasi sosial, kita dapat mengalami
berbagai perasaan dan membandingkan kualitas perasaan satu dengan perasaan
orang lain.
2. Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif
sering dilakukan untuk menyampaikan perasaan-perasaan kita. Kebanyakan
komunikasi ini disampaikan dalam bentuk non verbal. Ungkapan kasih sayang,
marah, atau malu memang dapat disampaikan oleh kata-kata.
Namun, paling besar
dikomunikasikan lewat bahasa tubuh. Orang boleh mengatakan, "saya tak
marah", padahal mukanya merah, tampang cemberut, dan pandangan matanya
tajam. Orang akan lebih percaya bahasa non verbal itu daripada bahasa
verbalnya. Komunikasi ekspresif nanti tentu akan mempengaruhi komunikasi sosial
seseorang.
3. Komunikasi Ritual
Fungsi komunikasi ini
berhubungan dengan komunikasi ekspresif. Namun bentuk penyampaiannya seringkali
secara kolektif. Misalnya upacara perkawinan, ritual keagamaan, sampai
memperingati tanggal bersejarah. Mereka yang terlibat dalam komunikasi ritual
dianggap berusaha menegaskan sebagai bagian dari kelompok yang merayakannya.
Komunikasi ritual juga dianggap sebagai komitmen individu terhadap tradisi
dalam kehidupan sosialnya.
Seseorang yang baru
masuk dalam lingkungan sosial baru cenderung harus melakukan komunikasi ritual yang
baru. Mereka seolah diwajibkan untuk melakukan komunikasi ini untuk menunjukkan
bahwa mereka memang siap dan akan bergabung dalam lingkungan baru ini. Misalnya
mahasiswa baru harus melakukan "pengenalan" atau yang sering disebut
ospek.
Selain untuk komitmen
emosional individu, komunikasi ritual juga sering digunakan untuk mempererat
kepaduan dalam suatu kelompok. Komunikasi ritual akan menciptakan rasa nyaman
dan perasaan tertib. Menurut Deddy Mulyana, bukan substansi kegiatan ritual yang
paling penting, namun perasaan senasib dan sepenanggungan yang menyertai
komunikasi ini.
Deddy juga menganggap
hal ini menandakan bahwa manusia bukanlah sepenuhnya makhluk rasional. Karena
komunikasi ritual sering dianggap mubazir jika ditimbang secara rasio. Namun,
manusia tetap membutuhkan komunikasi ritual, walau tujuannya berbeda-beda.
Misalnya, demi memenuhi kebutuhan jati diri, sebagai anggota dari komunitas,
atau menciptakan rasa kondusif dan tenteram.
4. Fungsi Komunikasi Instrumental
Komunikasi yang
berfungsi sebagai Komunikasi instrumental adalah komunikasi yang berfungsi
untuk memberitahukan atau menerangkan (to inform) dan mengandung muatan persuasif
dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta
dan informasi yang disampaikan adalah akurat dan layak untuk diketahui.
Dengan demikian fungsi
komunikasi instrumental bertujuan untuk menerangkan, mengajar, menginformasikan,
mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakkan
tindakan, dan juga untuk menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja
kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk
menghancurkan hubungan tersebut.
Komunikasi berfungsi sebagai
instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan
jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya
untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati,
keuntungan material, ekonomi dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan
pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal dan
nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, dan sebagainya yang
pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang
kita inginkan. Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian
komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun
keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja
saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat
digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam
karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.
D. Prinsip Komunikasi Pembelajaran
1.
Respect
Prinsip pertama dalam mengembangkan komunikasi
yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang akan menjadi sasaran
pesan yang di sampaikan. Guru dituntut dapat memahami bahwa ia harus bisa
menghargai setiap siswa yang dihadapinya. Rasa hormat dan saling
menghargai merupakan prinsip yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain
karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Membangun
komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati akan dapat
membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang dapat meningkatkan
efektivitas kinerja guru baik sebagai individu maupun secara keseluruhan
sebagai tim.
Salah satu prinsip paling dalam sifat dasar
manusia adalah kebutuhan untuk dihargai. Penghargaan terhadap individu adalah
suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang
tak terperikan dan tak tergoyahkan sehingga setiap individu yang dapat
memuaskan kelaparan hati tersebut akan menggenggam orang dalam telapak
tangannya. Selain itu penghargaan yang tulus terhadap individu dapat
membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal–hal terbaik.
Guru yang memberikan penghargaan secara tulus kepada para murid maka akan
dihargai pula oleh muridnya dan menjadikan proses belajar mengajar menjadi
sebuah proses yang menyenangkan bagi semua pihak.
2.
Emphaty
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan
diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu
prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk
mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti
oleh orang lain. Dengan memahami dan mendengarkan orang lain terlebih dahulu,
kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam
membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan memampukan
kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang
akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Komunikasi di
dunia pendidikan diperlukan saling memahami dan mengerti keberadaan,
perilaku dan keinginan dari siswa. Rasa empati akan menimbulakan respek atau
penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama
dalam membangun sebuah suasana kondusif di dalam proses belajar-mengajar. Jadi
sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti
dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan
kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologi atau penolakan dari
penerima.
3.
Audible
Prinsip audible berarti
adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Berbeda dengan prinsip
yang kedua yakni empati dimana guru harus mendengar terlebih dahulu ataupun
mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible adalah menjamin
bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan dengan
baik. Dalam rangka mencapai hal tersebut maka pesan harus di sampaikan melalui
media (delivery channel) sehingga dapat diterima dengan baik oleh
penerima pesan. Hal itu menuntut kemampuan guru dalam menggunakan
berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio-visual yang dapat
membantu supaya pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para
murid.
4.
Clarity
Prinsip clarity adalah kejelasan dari
isi pesan supaya tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai macam
penafsiran. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparasi.
Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang
ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust)
dari penerima pesan. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga
dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme siswa dalam proses
belajar-mengajar. Dengan cara seperti ini siswa tidak akan menganggap lagi
proses belajar-mengajar sebagai formalitas tetapi akan mengganggapnya sebagai
sebuah kebutuhan pokok bagi kehidupannya.
5.
Humble
Prinsip kelima dalam membangun komunikasi yang
efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan
hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari
oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Kerendahan hati merupakan suatu cara
agar orang lain merasa nyaman (care) karena ia merasa sejajar sehingga
memudahkan komunikasi dalam dua arah.
Komunikasi yang efektif dalam proses
pembelajaran sangat berdampak terhadap keberhasilan pencapaian tujuan.
Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara
komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai
dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran
terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan siswa, maka dapat
dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka para pengajar, pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga
pendidikan atau pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Kemampuan komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan
mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta
kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran sebagai subset dari proses
pendidikan harus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas
pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu
pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi yang
efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada peserta didik atas
pesan atau materi belajar.
Komunikasi
dikatakan efektif dalam pembelajaran apabila terdapat aliran informasi dua arah
antara pendidik dengan peserta didik dan informasi tersebut sama-sama direspon
sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat
lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif (Abdul
Majid, 2013), yaitu :
1.
Kejelasan
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa
dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh
komunikan.
2.
Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar
dan kebenaran informasi yang disampaikan.
3.
Konteks
Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa
bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan
lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
4.
Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur
atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat
tanggap.
5.
Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga
berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus
menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi karena para peserta
didik juga terlahir dari budaya yang berbeda, baik dalam penggunaan bahasa
verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunkasi
efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian
yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “the communication is
in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi
beberapa syarat :
1.
menciptakan
suasana komunikasi yang menguntungkan
2.
menggunakan
bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
3.
pesan
yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan
4.
pesan
dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan
5.
pesan
dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.
Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif
jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan
dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif bagi siswa. Komunikasi
efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar
pribadi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Komunikasi antar pribadi
merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang
individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara kedua
belah pihak terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan
berlangsung efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan
komunikasi antar pribadi.
Dalam kegiatan pembelajaran, komunikasi antar pribadi merupakan
suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan
peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran ini sangat
tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang
kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat
dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam
mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam
melakukan komunikasi ini.
E. Tujuan Komunikasi
E. Tujuan Komunikasi
Ada beberapa tujuan komunikasi yaitu sebagai berikut :
a. Agar apa yang ingin kita sampaikan dapat dimengerti oleh orang lain.
b. Agar mengetahui dan paham terhadap keinginann orang lain.
c. Agar gagasan kita dapat diterima oleh orang lain.
d. Menggerakan orang lain untuk menggerakan sesuatu.
F. Unsur-unsur Komunikasi
Dalam komunikasi terdapat berbagai unsur, termasuk komunikasi dalam proses pembelajaran, yaitu:
a. Adanya seorang komunikator (pembawa pesan)
b. Komunikan (penerima pesan)
c. Ada tujuan yang hendak dicapai
d. Adanya suatu pesan atau gagasan yang hendak/perlu disampaikan
e. Tersedia
saluran yang dapat menghubungkan sumber impormasi dengan penerima
informasi sehingga terjadi hubungan tinbal balik antara komunikator
dengan komunikan
f. Adanya umpan balik dari komunikan (respons)
g. Adanya noise, gangguan yang tidak direncanakan dalam proses komunikasi.
G. Komunikasi dan Proses Pembelajaran
Komunikasi
yang dimaksud penulis disini ialah hubungan atau interaksi antara guru
dengan siswa yang berlangsun pada saat proses pemnelajaran atau dengan
istilah lain yaitu hubungan antara guru dengan siswa dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
4
Ada
tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi
dinamis antara guru dengan siswa (Nana Sudjana:1989).
a. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah.
Dalam komunikasi ini guru guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa
sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Ceramah pada dasarnya
adalah komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai satu arah atau
komunikasi sebagai aksi. Komunikasi seperti ini kurang
banyakmenghidupkan kegiatan mahasiswa.
b. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah. Pada
komunikasi ini guru dan siswa memiliki peran yang sama yaitu pemberi
dan penerima aksi (informasi). Komunikasi ini lebih baik dari yang
pertama, sebab kegiatan guru kegiatan guru dan siswa relatif sama.
c. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi
yang tidak hanya melibatkan interaksi binamis antara guru dengan siswa
tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu
dengan siswa yang lain. Kegiata semacan ini mengarah pada proses
pembelajaran yang mengarahkan pada pembelajaran yang mengembangkan
kegiatan siswa yang oftimal sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif.
Diskusis simulasi merupakan strategi yag dapat mengembangkan komunikasi
ini.
5
F. Strategi dalam Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
sebagai proses komunikasi dilakukan secara sengaja dan terencana,
karena memiliki tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Agar pesan
pembelajaran yang ingin ditransformasikan dapat sampai dengan baik,
maka Malcolm sebagaimana disampaikan oleh Abdul Gaffur dalam handout
kuliah Teknologi Pendidikan PPs UNY (2006) menyarankan agar dosen perlu
mendesain pesan pembelajaran tersebut dengan memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Kesiapan dan motivasi
Kesiapan
disini mencakup kesiapan mental dan fisik. Untuk mengetahui kesiapan
mahasiswa dalam menerima belajar dapat dilakukan dengan tes diagnostik
atau tes prerequisite. Motivasi
terdiri dari motivasi internal dan eksternal, yang dapat ditumbuhkan
dengan pemberian penghargaan, hukuman, serta deskripsi mengenai
keuntungan dan kerugian dari pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Alat Penarik Perhatian
Pada
dasarnya perhatian/konsentrasi manusia adalah jalang, sering
berubah-ubah dan berpindah-pindah (tidak focus). Sehingga dalam
mendesain pesan belajar, dosen harus pandai-pandai membuat daya tarik,
untuk mengendalikan perhatian mahasiswa pada saat belajar. Pengendali
perhatian yang dimaksud dapat berupa : warna, efek musik,
pergerakan/perubahan, humor, kejutan, ilustrasi verbal dan visual, serta
sesuatu yang aneh.
c. Partisipasi Aktif Siswa
Guru
harus berusaha membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.
Untuk menumbuhkan keaktifan mahasiswa harus dimunculkan
rangsangan-rangsangan, dapat berupa : tanya jawab, praktik dan latihan, drill, membuat ringkasan, kritik dan komentar, serta pemberian proyek (tugas).
Pengulangan
Agar
peserta didik dapat menerima dan memahami materi dengan baik, maka
penyampaian materi sebaiknya dilakukan berulang kali. Pengulangan dapat
berupa: pengulangan dengan metode dan media yang sama, pengulangan
dengan metode dan media yang berbeda, preview, overview, atau penggunaan isyarat.
6
e. Umpan Balik
Dalam proses pembelajaran, sebagaimana yang terjadi pada komunikasi, adanya feedback
merupakan hal yang penting. Umpan balik yang tepat dari dosen dapat
menjadi pemicu semangat bagi mahasiswa. Umpan balik yang diberikan dapat
berupa : informasi kemajuan belajar siswa, penguatan terhadap jawaban
benar, meluruskan jawaban yang keliru, memberi komentar terhadap
pekerjaan siswa, dan dapat pula memberi umpan balik yang menyeluruh
terhadap performansi mahasiswa.Menghindari Materi yang Tidak Relevan
Agar
materi pelajaran yang diterima peserta belajar tidak menimbulkan
kebingungan atau bias dalam pemahaman, maka sedapat mungkin harus
dihindari materi-materi yang tidak relevan dengan topik yang
dibicarakan. Untuk itu dalam mendesain pesan perlu memperhatikan bahwa :
yang disajikan hanyalah informasi yang penting, memberikan outline materi, memberikan konsep-konsep kunci yang akan dipelajari, membuang informasi distraktor, dan memberikan topik diskusi.
Strategi
pembelajaran merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan oleh dosen,
agar proses belajar mengajar dapat berlangung secara efektif. Dengan
mendesain materi kuliah terlebih dahulu, akan memudahkan dosen dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Selain strategi diatas, ada beberapa strategi yang dapat kita lakukan juga dalam kegiatan pembelajaran diantaranya ialah dengan cara sebagai berikut:
a. Ketahui tujuan
b. Ketahui mitra bicara
c. Respek
d. Empati
e. Audibel (dapat didengarkan/dapat dimengerti dengan baik)
f. Jelas maknanya
g. Rendah hati
DAFTAR PUSTAKA
- https://deryjamaluddin.page.tl/Komunikasi-dalam-proses-pembelajaran.htm
- https://mangmumin.blogspot.com/2016/10/makalah-komunikasi-pembelajaran.html
- https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-komunikasi.html
Komentar
Posting Komentar